Jumat, 08 November 2013

DHAMMâNUPASSANâ (Kontempelasi Terhadap Obyek Pikiran)


DHAMMâNUPASSANâ
(Kontempelasi Terhadap Obyek Pikiran)

NäVARAöA PABBA

  1. 1.   Kàmacchanda
  2. 2.   Vyàpàda
  3. 3.   Thãna Middha
  4. 4.   Uddhacca Kukkucca
  5. 5.   Vicikicchà


Cara kontempelasi

1.   Santaÿ và ajjhttaÿ kàmacchandaÿ, atthi ajjattaÿ kàmacchando ti pajànàti.

  • Jika keinginan nafsu ada di dalam pikiranya, seorang meditator menyadari bahwa keinginan nafsu tersebut ada dalam pikiranya.

2.   Asantaÿ và ajjhttaÿ kàmacchandaÿ, natthi me ajjattaÿ kàmacchando ti pajànàti.

  • Jika keinginan nafsu tidak ada di dalam pikiranya, seorang meditator menyadari bahwa keinginan nafsu tersebut  tidak ada dalam pikiranya.

3.   Yathà ca anuppannassa kàmacchandassa uppàdo hoti, ta¤ca pajànàti.

  • Jika keinginan nafsu tidak ada sebelumnya, tetapi muncul saat ini, meditator menyadari bahwa keinginan nafsu tidak ada sebelumnya, tetapi muncul saat ini.

4.   Yathà ca anuppannassa kàmacchandassa pahànaÿ hoti, ta¤ca pajànàti.

  • Jika keinginan tidak muncul dalam pikiranya dan menghilang, meditator menyadari bahwa keinginan nafsu tidak muncul dan hilang pada pikiranya.

5.   Yathà ca pahãnassa kàmacchandassa àyaÿ anuppàdo hoti, ta¤ca pajànàti.

  • Jika keinginan nafsu yang telah hilang dan tidak muncul lagi dalam pikiran, seorang meditator juga harus menyadari hal tersebut.

PA¥CAKKHANDHA

1.   Råpakkhandha
2.   Vedanàkkhandha
3.   Sa¤¤àkkhandha
4.   Saõkhàrakkhandha
5.   Vi¤¤ànakkhandha

cara kontempelasi;

1.   Iti råpaÿ
Mengkontempelasikan secara obyek visual sebagai kelompok materi

2.   Iti råpassa samudayo
Mengkontempelakasikan asal muasal dari kelompok materi.

3.   Iti råpassa atthaïgamo
Mengkontempelasikan lenyapnya obyek visual, atau terurainya kelompok materi

ÂYATANA PABBA

1.   Cakkhàyatana – råpàyatana
2.   Sotàyatana – saddàyatana
3.   Gànàyatana – gandhàyatana
4.   Jivhàyatana – rasàyatana
5.   Kayàyatana – poññhabhàyatana
6.   Manàyatana – dhammàyatana

Cara Kontempelasikan
1.   Cakkhu¤ca pajànàti, rape ca pajànàti, ya¤ca tadubhayaÿ pañicca uppajjati sa¤¤ojanaÿ, ta¤ca pajànàti, yathà ca anuppannassa sa¤¤ojanassa uppàdo hoti, ta¤ca pajànàti, yathà ca uppannassa sa¤¤ojanassa pahànaÿ hoti, ta¤ca pajànàti, yathà ca pahãnassa sa¤¤ojanssa àyatiÿ anuppàdo hoti ta¤ca pajànàti.

  • Meditator mengenali keduanya baik itu mata atau obyek dari mata. Jika kekotoran muncul karena mata dan obyeknya, meditator menyadari sepenuhnya. I009Jika kekotoran baru muncul, meditator menyadari hal tersebut. Jika kekotoran hilang, meditator menyadari hal itu. Jika ada suatu jalan untuk menghilangkan kekotoran supaya tidak muncul lagi, meditator menyadari hal tersebut.

SATTA BOJJHAðGA

1.   Sati sambojjhaïga
2.   Dhammavicaya sambojjhaïga
3.   Viriya sambojjhaïga
4.   Pãti sambojjhaïga
5.   Passaddhi sambojjhaïga
6.   Samadhi sambojjhaïga
7.   Upekkhà sambojjhaïga.

Cara Kontempelasikan
1.   Idha, bhikkhave, bhikkhu santaÿ và ajjhattaÿ sañisambojjhaïgaÿ atthi me ajjattaÿ sañisambojjhaïgo’ti pajànàti, asattaÿ và ajjhattaÿ sañisambojjhaïgaÿ natthi me ajjhattaÿ sañisambojjhaïgo’ti pajànàti, yathà ca anuppannassa sañi sambojjhaïgassa uppàdo hoti ta¤ca pajànàti, yathà ca upannassa sañisambojjhaïgassa bhàvanàya pàripårã hoti, ta¤ca 
pajànàti.
  • Meditator menyadari bahwa dia memiliki perhatian murni/penuh. Meditator menyadari bahwa dia tidak memiliki perhatian murni/penuh. Meditator mecari bagimana dia harus mengembangkan perhatian murni.penuh yang tidak ada dalam pikiranya. Meditator harus melatih pikiranya untuk mengembangkan perhatian murni/penuh yang telah muncul dalam pikiranya dan berusaha untuk tidak membiarkan perhatian murni/penuh tersebut hilang.

CATTâRI ARIYA SACCâNI

1.   Dukkha sacca
2.   Samudaya sacca
3.   Niroda sacca
4.   Magga sacca

DUKKHA SACCA

1.   Jàti
2.   Jarà
3.   Maraõa
4.   Soka
5.   Parideva
6.   Dukkha
7.   Domanassa
8.   Upàyàsa
9.   Appiyehisampayogo dukkho
10.  Piyehi vippayogo dukkho
11.  Yampicchaÿ na labhati tampi dukkhaÿ
12.  Saÿkhittena pa¤cupàdànakkhandha dukkhà.

SAMUDAYA SACCA
Katama¤ ca bhikkhave dukkha samudayaÿ ariyasaccaÿ yàyaÿ taïhà, ponobhavikà nandiràgasahagata tattra tattràbhinandinã, seyyathãdaÿ kàmataõha, bhavataõhà, vibhavataõha.

  • O..bhikkhu! apakah kebenaran hakiki dari sebab dukkha? Taõha yang akan mengkondisikan kelahiran-keinginan untuk pemuasan nafsu. Apakah jenis dari keinginan tersebut? Keinginan untuk pemuasan nafsu inderawi, keinginan untuk terlahir kembali, dan keinginan untuk tidak terlahir kembali.

KâMATAöHA;

  • Keinginan ini mengacu pada pemuasan nafsu yang melalui lima indera, yaitu; obyek mata/vanna, obyek telinga/sadda, obyek hidung/gandha, obyek pengecapan/rasa, obyek jasmani/potthabba.


BHAVATAöHA

  • Tanha/keinginan yang berasosiasi dengan keyakinan bahwa eksistensi dari mahkluk tidak akan berakhir. Disebut sebagai percaya dengan kehidupan abadi. Ada keyakinan bahwa di kelahiran di dunia baik secara materi maupun non materi adalah kesenangan yang kekal. Ini menandakan bahwa kesenangan tidak akan berubah.

VIBHAVATAöHA
  • Keyakinan ini berhubungan dengan pandangan tentang total kehancuran. Mahkluk tidak akan terlahir kembali setelah mengalami kematian.

Terdapat 60 cara taõha bisa muncul

6 indera internal

1.   Cakkhuÿ loke piyaråpaÿ sàtaråpaÿ etthesà taõhà uppajjamànà uppajjati, ettha nivisamànà nivisati
Di dunia ini, mata mendapatkan kesenangan, keinginan muncul karena mata, keinginan ada karena mata. Karena indera internal, keinginan muncul dan menjadi kuat.
Sotaÿ loke…, Ghanaÿ loke…, Jivhà loke…, Kàyo loke…, Mano loke…

6 indera external
1.   Råpà loke piyaråpaÿ sàtaråpaÿ etthesà taõhà uppajjamànà uppajjati, ettha nivisamànà nivisati.
Di dunia ini, obyek dari mata yang menyenangkan. Keinginan muncul Karen obyek tersebut. Keinginan menjadi kuat karena obyek tersebut. Karena suara, bau, rasa, sentuhan, dan fenomena mental, keinginan muncul, keinginan menjadi kuat.
(Saddà loke, Gandha loke, Rasà loke, Poññhabbà loke, Dhammà loke…

6 kesadaran indera
1.   Cakkhuÿ vi¤¤ànaÿ loke piyaråpaÿ sàtaråpaÿ etthesà taõhà uppajjamànà uppajjati, ettha nivisamànà nivisati
Di dunia ini, kesadaran mata dari obyek yang menyenangkan. Keinginan muncul Karen obyek tersebut. Keinginan menjadi kuat karena obyek tersebut. Karena suara, bau, rasa, sentuhan, dan fenomena mental, keinginan muncul, keinginan menjadi kuat.

(Saddà loke, Gandha loke, Rasà loke, Poññhabbà loke, Dhammà loke…

6 bentuk sentuhan (Samphasso)
6 bentuk perasaan (Samphassajà vedanà)
6 bentuk pencerapan (Sa¤¤à)
6 bentuk niat/cetana (Sancetanà)
6 bentuk keinginan (Taõhà)
6 bentuk persepsi (Vitakkà)
6 bentuk pikiran tidak tetap (Vicarà)

NIRODHA SACCA
Katama¤ca bhikkhave, dukkhaÿ nirodhaÿ ariyasaccaÿ? Yo tassàyeva taõhàya asesaviràganirodho càgo pañinissaggo mutti anàlayo.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar