Jumat, 08 November 2013

KESEHATAN MENURUT PANDANGAN AGAMA BUDDHA

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang                                                                                                  2

B. Rumusan Masalah                                                                                            2

C. Tujuan Penulisan                                                                                               2

BAB II ISI
KESEHATAN MENURUT PANDANGAN AGAMA BUDDHA

II. I . Pengertian Kesehatan                                                                                    3

II.II.   Konsep Dasar Kesehatan                                                                             3
II.III. Konsep Kesehatan Menurut Agama Buddha                                               4
II.IV. Pengaruh Perkembangan Ilmu Kedokteran
         Terhadap Pola Hidup Manusia                                                                    5
II.V. Pengertian Narkoba                                                                                        6
II.VI. Penyalah Gunaan Narkoba                                                                            6
II.VII.Rekayasa Genetika                                                                                        7
II.VIII.Eutanasia                                                                                                        8

BAB III PENUTUP

III.I Simpulan                                                                                                             9

III.II Saran                                                                                                                  9

DAFTAR PUSTAKA                                                                                             10




BAB I

PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang

Kehidupan yang beraneka ragam sifat maupun sikapnya dalam lingkungan masyarakatnya. Ada orang yang selalu kelihatan gembira dan bahagia walupun keadaan yang dihadapimya dan juga ada yang selalu mengeluh tidak cocok, tidak bersemangat dalam hidup karena kodisi yang tidak baik. Karena hidupnya dipenuhi dengan kegelisahan, kecemasan, dan ketidakpuasan terhadap apa yang telah ia milliki saat ini sehingga memudahkan mereka diserang berbagai macam penyakit yang sulit untuk ditemukan obatnya. Serta semakin berkembangnya ilmu-ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi demikian pula teknologi dibidang medis, populasi manusia di dunia yang semakin pesat yang juga komplek dengan masalah yang dihadapi salah satunya adalah kesehatan, yang mendorong para ilmuwan untuk meningkatkan kualitas keilmuan dibidang kedokteran. Namun terkadang para medis tidak mutlak dapat melenyapkan berbagai permasalahan kesehatan manusia tersebut.

Penyakit-penyakit tersebut disebabkan karena orang yang dalam hidupnya suka mengganggu, melanggar hak dan ketenangan orang lain, suka mengadu domba, memfitnah, menyeleweng, menganiaya, menipu dan sebagainya, hal ini yang menyebabkan kegelisahan pada masyarakat. Dengan penyebab tingkah laku orang yang berbeda, kendatipun kondisi sama. Usaha ini yang menumbuhkan satu cabang termuda dari ilmu jiwa yaitu kesehatan mental.
Kesehatan yang dialami seseorang maupun masyarakat itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Dengan lingkungan yang bersih maka kebersihan itu pula akan mempengaruhi kebersihan perorangan, kebiasaan hidup dan ini akan berdampak yang sangat baik bagi manusia dan lingkungannya serta dapat meningkatkan derajat kesehatan atau mencegah penyakit. “Kesehatan adalah keuntungan yang terbesar, merasa puas adalah kekayaan yang berharga, dipercaya adalah sanak keluarga yang terbaik,nibbana adalah kebahagiaan tetrtinggi” (Dhp. XV. 204). Kesehatan adalah anugrah yang paling tinggi yang perlu kita jaga guna kelangsungan aktifitas yang akan dijalankan, apabila kondisi tubuh tidak sehat, segala aktivitas yang akan dijalankan atau dikerjakan tidak akan berjalan dengan baik dan lancar.
I.II. Rumusan Masalah

Mendiskripsikan agama Buddha dengan ilmu kesehatan


I.III. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui konsep dasar kesehatan dalam Agama Buddha

BAB II
KESEHATAN MENURUT PANDANGAN AGAMA BUDDHA

II. I . Pengertian Kesehatan

Kesehatan merupakan harta yang sangat berharga yang dimiliki manusia. Konsep kesehatan itu sendiri adalah suatu keadaan dimana badan jasmani, mental lingkungan dan segala sesuatu yang ada disekitarnya benar-benar terjadi suatu keharmonisan
Dalam kehidupannya yang suka mengganggu kehidupan orang lain, suka adu domba, fitnah, menyeleweng, menipu dan sebagainya. 
Gejala tersebut merupakan unsur daripada kejiwaan yang tidak sehat, jiwa yang sehat akan menimbulkan jasmani yang sehat pula. Berarti sehat merupakan suatu bentuk konsep dasar yang mudah dirasakan dan diamati keadaannya. Misalnya orang yang tidak memiliki keluh kesah fisik dipandang orang yang sehat secara mental. Kesehatan merupakan suatu keadaan yang sehat, kebaikan keadaan (badan) jasmani, keadaan sehat badan (tubuh), jiwa keadaan sehat jiwa, masyarakat kesehatan jasmani bagi rakyat (KBBI, 2001.1011). Menurut WHO (World Health Organization) kesehatan merupakan satu bentuk yang sangat luas dan keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat atau dengan kata lain merupakan suatu keadaan ideal dari segi biologis, psikologis, dan sosial.

II.II. Konsep Dasar Kesehatan

Manusia mengenal dirinya pada mulanya dari dimensi biologisnya dan memanfaatkan anggota tubuhnya untuk memenuhi kebutuhannya, makan minum, bekerja dan aktivitas lainnya. Jadi tidak langka bila tubuh mengalami gangguan kesehatannya karena manusia belum merasa puas bila kebutuhannya belum tercukupi dan tidak pernah memperdulikan kesehatannya (terlalu bekerja keras, tidak ingat waktu).

Status kesehatan seseorang ataupun masyarakat sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sekalipun tidak tetap tetapi juga tidak salah, kesehatan lingkungan sering diartikan sebagai kebersihan lingkungan. Kesehatan lingkungan seharusnya, mencakup pula kebersihan perorangan, kebiasaan hidup dan semua dampak hubungan timbal balik antara manusia dan lingkunan pertalian dengan peningkatan derajat kesehatan atau pencegahan penyakit. Lingkungan yang bersih adalah lingkungan yang sehat, jadi ini tergantung dari manusia atau masyarakat bagaimana menjaga lingkungan yang bersih.

Setiap individu memiliki peranan dalam kehidupan baik dalam keluarga, masyarakat, sekolah dan lainnya. Seseorang yang mempunyai jasmani dan mental yang sehat akan merasa puas dengan peranannya dalam lingkungannya tersebut, tetapi sebaliknya bila seseorang tidak memiliki sehat jasmani dan mental yang kuat tidak merasa terpuaskan  dalam peranan-peranan tersebut, dan memang bila seseorang tidak memiliki badan jasmani dan mental yang kuat tidak bisa beraktifitas dengan baik.

II.III. Konsep Kesehatan Menurut Agama Buddha

Manusia merupakan satu kesatuan dari unsur jasmani dan rohani, mengenai pemahaman yang benar terhadap tubuh yang rapuh yang merupakan sarang suatu penyakit yang justru akan mendorong agar manusia memperhatikan perawatan tubuhnya dengan baik
. “Perhatikanlah tubuh yang indah ini, penuh penyakit, terdiri dari tulang belulang, lemah dan perlu banyak perawatan, keadaannya tidak kekal serta tidak tetap” (Dhp.XI.147).
 Perilaku yang bersih dan sehat akan menghasilkan lingkungan yang bersih dan sehat pula, begitu pula sebaliknya lingkungan yang bersih dan sehat akan mendorong prilaku yang bersih dan sehat pula, walaupun diri sendiri merupakan faktor utama dalam menciptakan keadaan yang sehat.

Salah satu hal yang sangat penting dalam pribadi seseorang adalah kesehatan mental, yaitu kondisi mental yang tidak sakit. Buddha Dhamma berperan besar dalam memecahkan kesulitan para ahli tentang kesehatan mental, Buddha menunjukkan bahwa setiap orang secara terus-menerus mendengarkan suatu suara dalam dirinya dan menafsirkan apa yang sedang dirasakannya. Tindakan ini merupakan tindakan untuk menenangkan diri terhadap prasangka, kegelisahan dan ketakutan. “Melenyapkan kegelisahan, dan kekawatiran maka akan terbebas dari perasaan tegang, dengan pikiran tenang, mensucikan batinnya dari kegelisahan dan kekawatiran. Ia melenyapkan keragu-raguan, ia hidup bagaikan orang yang telah bebas dari kekacauan batin dan batinnya berada dalam kebaikan, ia mensucikan batinnya dari keragu-raguan” (D.III.XIV.25).
“Sehat adalah anugrah tertinggi, Nibbana adalah kebahagiaan tertinggi” (M.II.VII.65). Nibbana adalah tujuan tertinggi umat Buddha, sedangkan sakit, usia tua, kematian sebagia ciri dari penderitaan merupakan proses tak terelakkan yang penuh makna dan hikmah dalam perjalanan mencapai tujuan tertinggi.

 “Sungguh bahagia hidup tanpa penyakit diantar orang-orang yang berpenyakit, diantara orang-orang yang berpenyakit hidup tanpa penyakit” (Dhp.XV.198). 

Jadi dalam hal ini bisa dikatakan bahwa tujuan agama adalah sebuah keadaan kesehatan mental yang sempurna dan kebahagiaan sejati, tetapi selama manusia belum melenyapkan dukkha dalam dirinya maka kesakitan mental akan berada dalam dirinya bahkan dapat berkembang dengan cepat dan kedamaiaan Nibbana belum dapat dirasakan. Perlu diketahui bahwa tujuan dari Buddha mengajarkan Dhamma adalah untuk kebahagiaan umat manusia dan memperoleh mental yang benar-benar bebas dari penyakit apapun. Bhagava mengajarkan Dhamma agar Dhamma dapat melenyapkan dukkha dari orang yang melaksanakannya (D.III.XIV.24). Dukkha merupakan kekacauan-kakacauan dan Nibbana adalah keadaan yang teratur dan sehat, tetapi umat Buddha adalah pengurangan serta pelenyapan dukkha dan mencapai Nibbana yaitu dengan pelaksanaan delapan jalan utama secara sempurna.            

Keseluruhan terapi Buddhis menjadi suatu pedoman yang disebut dengan jalan utama beruas delapan, yang merupakan terapi penolong dan terapi yang sebenarnya, terapi ini mencakup prilaku setiap hari dari disiplin mental serta pengenalan terhadap teori filsafat Buddha Dharma, terapi yang sebenarnya adalah adalah Meditasi (Dhyana) dalam terapi Buddhis dalam melenyapkan kekacuaan mental memiliki beberapa kesamaan seperti test wawancara dan diskusi, meditasi mirip dengan teknik terapi perilaku karena bagaimanapun terdapat beberapa aspek meditasi yang merupakan keunggulan dalam terapi Buddhis.

Hal yang penting dalam meditasi adalah perhatian, sempurna dalam perilaku, suci dalam cara hidup, sempurna dalam sila, terjaga pintu indriya, memiliki perhatian murni dan pengertian yang jelas. Terapi Buddhis mengatakan bahwa penyebab tubuh ini menjadi sakit dan sehat adalah karena adanya  melalui perasaan jasmani (rasa sakit) dan keadaan pikiran (emosi-emosi) yang mempengaruhinya. Dengan begitu apabila tubuh ini ingin tetap sehat hendaknya menyadari segala bentuk-bentuk pikiran emosi-emosi yang timbul dalam diri. Yang dimaksud dengan bentuk pikiran yang menyebabkan penderitaan karena mempunyai beberapa hal yaitu : (1). Keserakahan, (2). Harga diri yang terluka, (3). Iri hati, (4).  Kebencian, (5). Kekuatiran (Ruth Walshe, alih bahasa Upi. Ksantidewi, Terapi secara Buddhis).    

II.IV. Pengaruh Perkembangan Ilmu Kedokteran Terhadap Pola Hidup Manusia

Kehidupan yang semakin maju baik dalam ilmu teknologi maupun kedokteran yang semakin maju pesat terdapat atau mempunyai pengaruh yang dapat mengembangkan pola hidup manusia yaitu :
-          Untuk meningkatkan pelayananan kesehatan terhadap masyarakat dibidang kesehatan, meningkatkan mutu pemeriksaan yang terjamin terhadap penyakit-penyakit yang diderita, sehingga terbukti dan dapat dipertanggungjawabkan hasil pemeriksaannya.
-          Dengan banyaknya peralatan dan fasilitas yang digunakan maka akan meningkatkan pula mutu dari tenaga medis (Fahrul Rasyid, Tempo Tahun 1990:76, Murniyati, Rangkuman Agama Buddha Dan Disiplin Ilmu I dan II 2003)
-          Semakin banyaknya peneliltian –penelitian media yang dilakukan secar intensif maka akan mendorong didirikannya laboratorium kesehatan dengan peralatan dan fasilitas yand lebih lengkap
-          Perkembangan ilmu kedokteran dapat meningkatkan mutu manusia secara fisik (ilmu bedah dapat membantu manusia menutupi cacat fisik yang ada pada dirinya) (Medika, 1992:59, Murniyati, Rangkuman Agama Buddha Dan Disipllin Ilmu I dan II 2003)

II.V. Pengertian Narkoba

Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain dan obat-obat berbahaya yang sangat berguna dan sangat diperlukan untuk kepentingan dunia kedokteran sebagai pengobatan dan pelayanan kesehatan namun di sisi lain narkoba sangat membahayakan, sehingga sehingga penggunaanya perlu pembatasan, pengendalian dan pengawasan yang sangat ketat dalam halini  diatur dengan Undang-undang republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika dan undang-undang Indonesian Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika.

II.VI. Penyalah Gunaan Narkoba

Penyalah gunaan Narkoba dan Zat Adiktif dan Obat-obatan berbahaya lainya merupakan salah satu pola penggunaan yang bersifat patologik, berlangsung dalam jangka waktu tertentu menimbulkan gangguan fungsi sosila dan okupasional.

Sifat yang seringkali disalahgunakan tersebut mempunyai pengaruh terhadap sistem syaraf pusat sehingga disebut Zat Psikotropik atau Psikoaktif. Penyalahgunaan obat yang dimaksud di sini adalah pemakaian obat yang di salah gunakan, bukan keperluan alasan medis, maupun pemakaian obat dengan dosis yang tidaktepat (Rice, 1993). Obat yang sering disalahgunakan tersebut juga memiliki efek ketergantungan/kecanduan pada pemakainya jika digunakan terus menerus. Yang termasuk dalam kategori obat yang disalahgunkan adalah Narkotika (Opioda/Opiat, ganja, dan Kokain) dan Psikotropika (Zat penenang, Halusinogen, Psikostimulan, Alkohol dan Solvent, serta zat yang menguap seperti Bensin, Spirtus, Lem Aica Aibon). Efek ketergantungan atau kecanduan adalah suatu tahap yang dirasakan oleh  individu setelah memakai obat secara berulangkali. Secara umum, individu dikatakan telah mengalami ketergantungan atau kecanduan obat apabila;

1.    Telah menunjukkan suatu simpton jika diberhentikanya pemakaian obat.
2.    Menunjukan efek toleransi yaitu: meningkatnya jumlah dosis zat yang digunakan, dan atau meningkatkan frekuensi pengguna.
Namun, istilah ketergantungan secara spesifik menguraikan adanya dua macam ketergantungan, yaitu ketergantungan fisik dan ketergantungan psikologis.
a.    Ketergantunga fisik adalah munculnya simpton withdrawal/gejala-gejala fisik yang dapat diamati jika indvidu menghentikan pemakaian obat.
b.    Sedangkan ketergantungan pesiko tropika adalah adanya keinginan atau dorongan yang besar dari individu untuk terus memakai obat, dan terus merasakan perasaan negatif/ketidaknyamanan jika pemakaian obat dihentikan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyalahgunaan NAPZA adalah :
sebagian berikut :

1. Faktor individu :
Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun social yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan NAPZA.

2. Faktor Lingkungan :
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik
disekitar rumah, sekolah, teman sebaya maupun masyarakat.
Faktor keluarga,terutama faktor orang tua yang ikut menjadi penyebab seorang
anak atau remaja menjadi penyalahguna NAPZA antara lain adalah :

1. Lingkungan Keluarga
2. Lingkungan Sekolah
3. Lingkungan Teman Sebaya
4. Lingkungan masyarakat/sosial

3. Faktor Napza

 Mudahnya NAPZA didapat dimana-mana dengan harga “terjangkau”
 Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menarik untuk dicoba
 Khasiat farakologik NAPZA yang menenangkan, menghilangkan nyeri, menidur-kan, membuat euforia/fly/stone/high/teler dan lain-lain.


Genetika sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pewarisan sifat suatu individu ke keturunannya selalu menarik perhatian seluruh kalangan. Genetika terus berkembang dengan pesat sejak diketahuinya atau ditemukannya struktur Deoxyribose Nucleic Acid (DNA). Sebenarnya kloning ini bukanlah hal yang mengejutkan atau hal yang mustahil karena alam sendiri yang telah lama memberi tanda-tanda adanya kloning (kloning alami), terlihat jelas pada bakteri yang berkembang biak melalui proses kloning (membelah diri dari satu sel menjadi dua sel identik secara genetik).

Ketika teknologi di berbagai bidang makin berkembang, perkembangan teknologi biologi memungkinkan manusia merambah lebih jauh hingga menemukan metode kloning buatan. Kloning merupakan proses atau cara perkembangbiakan mahluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan juga manusia secara aseksual atau tanpa melalui proses pertemuan sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina.

Penemuan terus merangsang beberapa ahli biologi, sehingga mereka berhasil melakukan rekayasa genetika yang kemudian dikenal dengan sebutan kloning DNA atau kloning Gen. rekayasa genetika atau kloning DNA didefinisikan sebagai pembentukan gen baru melalui proses penyisipan gen asing dengan teknik laboratorium. Dengan ini bahan genetik dari satu organisme dapat disatukan dengan bahan genetik dari organisme lain sehingga dapat diciptakan mahluk baru.

Teknik kloning ini tidak hanya terdapat dalam bidang kedokteran atau kesehatan, tetapi juga pada bidang peternakan dan pertanian. Peluang untuk memindah atau menukar gen dari sel yang satu ke sel yang lain dari organisme berbeda memberikan prospek yang cerah bagi terlaksananya rekayasa genetika. Keuntungan yang diperoleh dengan adanya rekayasa genetika ini adalah penghematan dalam biaya, waktu, jumlah bahan, kelangkaan bahan, maupun jenis-jenis produk baru.

Keuntungan lain dari kloning gen ini adalah, penciptaan jenis bakteri yang memakan minyak dapat dimanfaatkan untuk membersihkan pencemaran minyak pada permukaan laut, penciptaan jenis domba, sapi, kucing, atau jenis hewan lain untuk kesejahteraan manusia dan juga penciptaan organ tubuh manusia untuk mengganti organ tubuh yang rusak seperti pankreas pada penderita kencing manis (diabetes mellitus), ginjal, hati dan lain2.

II.VIII. Eutanasia

 (Bahasa Yunani: ευθανασία -ευ, eu yang artinya "baik", dan θάνατος, thanatos yang berarti kematian) adalah praktik pencabutan kehidupan manusia atau hewan melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan dengan cara memberikan suntikan yang mematikan.
Beberapa tujuan pokok dari dilakukannya eutanasia antara lain yaitu :
  • Pembunuhan berdasarkan belas kasihan (mercy killing)
  • Eutanasia hewan
  • Eutanasia berdasarkan bantuan dokter, ini adalah bentuk lain daripada eutanasia agresif secara sukarela

Eutanasia menurut ajaran agama Buddha

Ajaran agama Buddha sangat menekankan kepada makna dari kehidupan dimana penghindaran untuk melakukan pembunuhan makhluk hidup adalah merupakan salah satu moral dalam ajaran Buddha. Berdasarkan pada hal tersebut di atas maka nampak jelas bahwa euthanasia adalah sesuatu perbuatan yang tidak dapat dibenarkan dalam ajaran agama Budha. Selain daripada hal tersebut, ajaran Buddha sangat menekankan pada "welas asih" ("karuna")
Mempercepat kematian seseorang secara tidak alamiah adalah merupakan pelanggaran terhadap perintah utama ajaran Budha yang dengan demikian dapat menjadi "kamma" negatif kepada siapapun yang terlibat dalam pengambilan keputusan guna memusnahkan kehidupan seseorang tersebut.

BAB III

PENUTUP

III.I Simpulan
Kesehatan merupakan suatu keadaan dimana badan jasmani, mental lingkungan dan segala sesuatu yang ada di sekitarnya benar-benar terjadi suatu keharmonisan .Kesehatan sangat diperlukan oleh manusia, karena dengan adanya kesehatan manusia bisa bekerja untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan.
Sang Buddha memberikan jalan untuk menjaga kesehatan dengan jalan melenyapkan semua rasa kekuatiran yang ada dalam diri kita, dan tidak melekati sesuatu yang disenangi.Disamping itu seseorang harus melaksanakan sila karena dengan melaksanakan sila seseorang akan terbebas dari kekuatiran tersebut. Keserakahan, harga diri yang terluka, iri hati, kebecian, kekuatiran. Kelima hal tersebut yang paling menyebabkan penderitaan yang sangat mendalam adalah kekuatiran, mengapa kekuatiran dikatakan hal yang paling utama dan sangat berbahaya karena hal ini timbul dari perasaan yang tidak nyaman, yang merupakan sebab awal itu adalah kemelekatan, seperti apa yang terdapat dalam Empat Kesunyataan menyatakan bahwa Asal mula penderitaan adalah keinginan (Ruth Walshe, alih bahasa Upi. Ksantidewi, Terapi secara Buddhis).
Kesadaran dan ketidakmelekatan adalah obat yang sangat mujarab dalam Agama Buddha dari kemelekatan dan kekuatiran. Dalam menyadari kekuatiran itu ada dua tingkatan yaitu: (1). Ketika kekuatiran tertentu menjadi kekuatiran yang sungguh-sungguh, (2). Ketika kekuatiran itu lenyap sama sekali pada saat itu. Dengan adanya suatu kesadaran yang penuh maka suatu penyakit tidak akan muncul dalam diri manusia.

III.II Saran

Semoga dengan makalah ini dapat memberikan suatu gambaran kepada para pembaca tentang bagaimana cara menjaga kesehatan, dan kami sangat mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini. Sehingga dapat berguna bagi para pembaca agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang luas serta dapat juga berguna bagi kami selaku penulis makalah ini walaupun kami menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna karena kami hanyalah manusia biasa yang masih dalam tahap belajar. Terima kasih atas saran dan kritik yang sifatnya membangun yang nantinya kami jadikan pegangan dalam penulisan makalah yang berikutnya sehingga menjadi lebih baik dan dapat lebih mudah dipahami oleh semua pembaca. 



DAFTAR PUSTAKA


Daradjat Zakiah. 1989. Kesehatan Mental. Jakarta: CV Haji Mas Agung.
Notosoedirjo Moeljono. 2001. Kesehatan Mental Konsep Dan Penerapannya. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Sasanadhaja Pandita, Widya Surya. 2001. Dhammapada. Jakarta: Yayasan Abdi Dhamma Indonesia.
Tim Penyusun. 2003. Pengetahuan Dharma. Jakarta: CV. Dewi Kayana Abadi
Wijaya Mukti Krisnananda. 2003.  Berebut Kerja Berebut Surga. Jakarta:  Yayasan Dharma Pembangunan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar